Materi Psikoanalisa Sigmun Freud
- magdalena leny
- Oct 4, 2018
- 2 min read
Setelah melihat poster iklan, video iklan, hingga live talk nya. Mungkin masih ada beberapa dari teman-teman yang belum terlalu paham mengenai wajar/tidaknya Pura-pura Bahagia yang secara sadar atau tidak, sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Nah, maka dari itu, saya sajikan pula materi singkat tentang Teori Psikoanalisa Sigmund Freud bagian Ego Defense Mechanism, yang tentunya berkaitan dengan materi pura-pura bahagia. Materi ini disusun oleh kelompok, dengan anggota kelompok :
Hillary Wixie Reandsi
Yoel Yulisti Tua Sirait
Magdalena Palang Lewoleba
Yuk dibaca !
Berdasarkan hasil survey, kita semua tau dan paham kalau kenyataan dalam hidup kan memang tidak selalu sesuai dengan harapan. Terkadang, realitas hidup memberikan makna pahit yang tidak dapat dihindari oleh siapapun. Mungkin karena kita berharap terlalu kuat, sehingga patah rasanya begitu hebat. Situasi sulit, menyedihkan, dan menyakitkan yang menghimpit seseorang, seringkali membuatnya menolak kenyataan yang ada atau berpura-pura bahwa tidak ada suatu hal buruk yang terjadi. Oleh karena itu, setiap individu pasti pernah PURA-PURA BAHAGIA.
Kalau menurut Sigmund Freud, ketika seseorang secara tidak sadar pura-pura bahagia sebagai cara menghadapi situasi yang menyedihkan, individu itu melakukan beberapa hal yang dalam teori Psikoanalisa disebut dengan ego defense mechanism.
Apa sih ego defense mechanism itu? Ego defense mechanism atau mekanisme pertahanan ego menurut Freud (dalam Alwisol, 2007), merupakan suatu strategi yang dipakai individu untuk bertahan melawan ekspresi impuls id, serta menentang tekanan superego. Sederhananya, mekanisme pertahanan ego merupakan sebuah upaya perlindungan diri dari rasa cemas atau meminimalisir rasa sakit dalam menghadapi realitas yang memedihkan. Apa aja sih bentuk-bentuk mekanisme pertahanan ego?
Pertama, ada REPRESI. Represi merupakan mekanisme pertahanan paling dasar., karena setiap orang yang pura-pura bahagia pasti ngelakuin ini. Represi adalah melupakan isi kesadaran yang traumatis atau bisa membangkitkan kecemasan, mendorong kenyataan yang tidak bisa diterima kepada ketidaksadaran, menjadi tidak menyadari hal-hal yang menyakitkan. Misalnya ketika kita melakukan self-talk. saya tidak boleh bersedih kali ini, saya harus menjadi pribadi yang kuat.
Kedua, FORMAT REAKSI, Format reaksi adalah tindakan defensive dengan cara mengganti impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan impuls atau perasaan yang berlawanan atau kebalikannya dalam kesadaran. Hal tersebut memungkinkan seseorang untuk melarikan diri dari gangguan perasaan atau keinginan dengan mengumpamakan kebalikan dari suatu kejadian. Contohnya, ketika lagi sedih padahal mau nangis, tapi kita justru bersikap seolah-olah tidak ada masalah dan tidak memikirkan hal itu, ketika ditanya bagaimana perasaan kita, kita akan menjawab dengan tersenyum bahwa aku baik-baik saja.
Selanjutnya adalah PENYANGKALAN. Penyangkalan atau denial adalah pertahanan melawan kecemasan dengan “menutup mata” terhadap keberadaan yang mengancam. Jadi, individu menyangkal untuk melihat atau menerima masalah atau aspek hidup yang menyulitkan dan biasanya beroperasipada taraf preconcious atau conscious.
Keempat ada PROYEKSI. Proyeksi adalah melakukan atribusi pada karakteristik orang lain diluar diri, dilakukan dengan mengalamatkan pikiran, perasaan, atau motif yang tidak dapat diterimanya kepada orang lain. Misalnya, setelah putus dari pacar, kalian benci dan marah sama pacar kalian. Tapi, supaya keliatan tegar dan keren, kalian mengatakan kalo pacar kalian yang marah dan benci sama kalian. Kalian bilang begitu, supaya kalian gak merasa begitu marah dan kesal, jadi lebih kearah melampiaskannya kepada orang lain.
Terakhir adalah RASIONALISASI. Rasionalisasi adalah tindakan menciptakan alasan yang baik dan masuk akal untuk membenarkan tindakannya yang salah sehingga kenyataan yang mengecewakan tidak terasa begitu menyakitkan. Rasionalisasi dilakukan dengan tujuan agar alasan yang dapat diterima secara sosial untuk membenarkan atau menyembunyikan perilakunya yang buruk.
Nah, itu dia penjelasaannya. Semoga semakin menambah wawasan ya !
Comments